Pendekatan Kesusastraan
Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya
dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh
manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci,
surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan,
adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra
sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk
mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan
pemikirannya. Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata,
yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti
baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan
dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi
bahasa, bentuk, maupun isinya.
Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra.
Ø Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah
berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan
seni sastra. Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra
meliputi hal-hal berikut.
· Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari
tentang asas-asas, hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur,
sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra.
· Sejarah sastra, yaitu ilmu yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru.
· Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan
memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra. Kritik
sastra dikenal juga dengan nama telaah sastra.
· Filologi, yaitu cabang ilmu sastra yang meneliti segi
kebudayaan untuk mengenal tata nilai, sikap hidup, dan semacamnya dari
masyarakat yang memiliki karya sastra.
Keempat cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam rangka memahami sastra secara keseluruhan.
Ø Teori sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
Ø Seni sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen/novel, atau drama.
Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara
sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi
pemikiran, gagasan, kisahan, dan amanat yang dikomunikasikan kepada
pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu mengapresiasikannya.
Pengetahuan tentang pengertian sastra belum lengkap bila belum tahu
manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan
menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai
kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan.
Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap
kisah yang disajikan.
2. Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
3. Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca
dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang
digambarkan dalam karya.
4. Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra
terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi.
Karya sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian
ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
5. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau
penelitian tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan
dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.
Menurut Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie
dalam bukunya Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi,
hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang
subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.10 Namun
pendapat lain ada yang mengatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai
hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang
kedudukannya sama tinggi.
Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem
yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang
mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah
suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu.
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya
dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang
berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan
adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks
budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai
berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan
segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial,
kesukaan, dan kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus
menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan
pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental
manusiapun terkena pengaruhnya .
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan
kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai
budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah
diciptakannya .
*IBD Yang Di Hugungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak padanannya kadang-kadang disebut naratif
fiction, prose fictic, atau hanya fiction saja dalam bahasa Indonesia
istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan
didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai
pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal
yang dipakai pada roman, novel dan cerita pendek
Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama.
Jenis-jenis Prosa : Prosa lama dan prosa baru.
Ø Prosa lama meliputi
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
Ø Prosa baru meliputi
1. Cerita pendek
2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiograf
sumber : http://bacaebookgratis.wordpress.com/2011/06/03/3-konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan-2/
3.27.2012
3.26.2012
MANUSIA DAN BUDAYA
Manusia dan Kebudayaan
A. Pengertian manusia
Menurut Wikipedia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
Dari segi biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (bahasa lain yang berarti “manusia yang tahu”), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Dari segi kerohanian, manusia dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau mahluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Menurut para ahli :
- I Wayan Watra : manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.
- Sokrates : ia mengartikan manusia secara fisik yaitu manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.
B. Hakekat Manusia
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a) Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b) Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c)
yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d) Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e)
Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha
untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati
f) Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g) Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h) Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan
sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
C. Kepribadian Bangsa Timur
Lazimnya
bangsa didunia ini dibagi menjadi 2, yaitu bangsa barat dan bangsa
timur.Indonesia merupakan satu dari sekian banyak bangsa yang disebut
bangsa timur.Segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat
ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.Di
Indonesia banyak sekali kebudayaan dan kepribadian yang ada, karena
seperti yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki banyak sekali suku
sehingga sudah sangat pasti kebudayaannya pun berbeda.
Segala
sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki masyarakat itu.Kepribadian suatu bangsa dapat dilihat
dari ideology bangsa tersebut.Sistem ideologi yang ada biasanya
meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi
sebagai pemberi arah dan pengontrol perilaku manusia atau masyarakat
agar sesuai dengan kepribadian bangsa yang sopan, santun, ramah, dan
tidak melakukan hal – hal yang dapat mencoreng kepribadian bangsa.
Dapat dikatakan bahwa masyarakat daerah timur dengan contoh Indonesia,
sangat terbuka dan toleran terhadap bangsa lain, tetapi selama masih
sesuai dengan norma, etika serta adat istiadat yang ada di
Indonesia.Tidak sedikit perbedaan antara bangsa barat dan bangsa timur.
Dilihat dari cara berpakaian, berkata, tingkah laku, cara makan dan
sebagainya.dalam hal berpakaian dapat dikatakan bangsa timur lebih
tertutup dibangding bangsa barat. Begitu jiga dalam hal tingkah laku,
bangsa timur lebih halus dibanding bangsa barat.
D. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi
(budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani.Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Menurut para tokoh :
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat.Melville J. Herskovits dan
Bronislow Malinowski berpendapat bahwa segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri.Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun
dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung
keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat. Upacara kedewasaan dari suku WaYao di Malawi,
Afrika. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain
yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
E. Unsur – Unsur Kebudayaan
Salah
satu tokoh yang membahas kebudayaan adalah Koenjtaraningrat. Dalam
bukunya yaitu pengantar Ilmu Antropologi, ia mengambil sari dari
berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, yang
mengemukakan bahwa setidaknya ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat
ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur
kebudayaan universal, yaitu :
- Bahasa
- Sistem Pengetahuan
- Organisasi Sosial
- Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
- Sistem Mata Pencaharian
- Sistem Religi
- Kesenian
F. Wujud – Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu :
- Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai nilai, norma norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak. - Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem social. - Artefak(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
G. Orientasi Nilai Budaya
Pengertian
Orientasi nilai adalah bersifat komplek tetapi terpola pada prinsip
yang mengutamakan tatanan dan langsung pada tindakan dan pikiran
manusia yang berhubungan dengan solusi dalam memecahkan masalah.
Jenis – jenis orientasi, yaitu :
- Orientasi human nature
Human nature adalah menunjuk pada karakter pembawaan sifat manusia. Karakter setiap manusia itu pada dasarnya berbeda-beda. Ada yang baik dan yang jahat. Tidak hanya itu, human nature juga melihat apakah manusia itu bisa berubah atau tidak dapat berubah..Ada enam solusi potensial pada masalah ini yaitu;
1. manusia yang jahat tetapi dapat merubah
2. manusia itu jahat tapi tidak dapat dirubah
3. manusia adalah netral yang respek pada baik dan jahat
4. manusia adalah campuran baik dan jahat.
5. manusia itu baik tapi dapat berubah
6. manuysia itu baik dan tidak dapat berubah - Orientasi nature/alam -person
Ada tiga tipe utama yaitu:
- Menguasai alam: orientasi ini,melihat bahwa semua kekuatan alam dapat mengatasi masalah
- Harmoni dengan alam :bahwa disini tidak ada perbedaan antara kehidupan manusia , sifat dan supernatural.
- Penaklukan terhadap alam yang unggul di negara seperti Spanish Amerika, yaitu kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan untuk mengontrol alam jika ada ancaman, tidak sesuatupun yang dapat terlepas dari bahaya.
- Orientasi waktu
Merupakan orientasi pada tiga masa yaitu :
- Waktu masa lalu adalah unggul dalam budaya dalam penempatan nilai yang tinggi pada tradisi di masa lalu
- Orientasi masa sekarang yaitu dimana orang-orang memberi perhatian yang relatif kecil pada apa yang dikerjakan pada masa lalu dan pada apa yang akan terjadi masa depan.
- Orientasi masa depan dimana memiliki nilai tinggi.
- Orientasi aktivitas
Aktivitas manusia dapat dilihat dalam tiga cara yaitu:
- Doing, orientasi ini melibatkan pada tipe aktivitas yang hasilnya tampak pada eksternal individu yang diukur dengan sesuatu
- Being adalah merupakan lawan yang exterm dari orientasi doing
- Becoming merupakan integrasi keseluruhan pada perkembangan diri.
- Orientasi relational
Menurut para ahli yaitu Kluckhon dan Strodbeck terdapat tiga cara untuk mengartikan hubungan seseorang dengan orang lain yaitu:
- Individualism
orientasi ini ditandai dengan otonomi individu dengan kata lain individu adalah unik dan sebagai entitas tersendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa orientasi ini hanya mementingan diri sendiri. .Contoh negara yang seperti ini adalah Amerika Serikat - Orientasi langsung atau lineality
orientasi ini memfokuskan pada kelompok dengan tujuan kelompok adalah lebih utama. Individu-individu adalah penting hanya untuk anggota kelompok tersebut.Contohnya beberapanegara aristokrasi di Eropa. - Collaterality
orientasi ini memfokuskan pada kelompok tetapi bukan perluasan kelompok melalui waktu. Namu lebih fokus pada perluasan kelompok secara lateral/ ke samping (anggota kelompok dari individu yang paling dekat dalam waktu dan tempat). Tujuan dari kelompok leih penting dari kepentingan individu.. Contoh identifikasi orang jepang dengan perusahaannya di mana dia bekerja atau universitas di mana dia belajar.
Penerapan Orientasi
:Nilai orientasi ini digunakan untuk memahami komunikasi dengan budaya
asing. Dengan mempertimbangkan dua budaya yang tampaknya mirip
misalnya inggris dan Amerika Serikat.Sementara ada juga yang mirip di
permukaannya saja ternyata berbeda orientasinya. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya ketidakpahaman antara orang-orang dalam budaya
yang berbeda.
H. Perubahan Kebudayaan
Di
zaman globalisasi ini, perubahan kebudayaan merupakan hal yang
wajar.Hampir semua kebudayaan khususnya kebudayaan timur mulai
luntur.Pengertian perubahan kebudayaan itu sendiri adalah suatu
keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara
unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan
yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Contoh sederhana dari
perubahan kebudayaan masyarakat timur yaitu dari cara berpakaian, cara
tutur kata dan tingkah laku hingga jenis makanan.
Perubahan
kebudayaan terjadi disebabkan oleh adanya salah satu atau beberapa
unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan
keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup
semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat
bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi sosial.
Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari
dinamika masyarakatnya.
Berdasarkan informasi yang didapat, berikut adalah faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan :
a) Mendorong perubahan kebudayaan
i. Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah,
terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
ii. Adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
iii. Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
b) Menghambat perubahan kebudayaan
i. Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah
seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
ii. Adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi tua yang kolot.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
- Faktor Internal
- Perubahan Demografis
- Konflik Sosial
- Bencana Alam
- Perubahan Lingkungan Alam
- Konflik Sosial
- Bencana Alam
- Perubahan Lingkungan Alam
2. Faktor Eksternal
- Perdagangan
- Penyebaran Agama
- Peperangan
- Penyebaran Agama
- Peperangan
I. Kaitan Manusia Dan Kebudayaan
Hubungan
antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku
kebudayaan.Kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.Manusa
dan kebudayaan saling terikat satu dengan yang lain. Kebudayaan
diciptakan manusia lalu kebudayaan itu sendiri yang mengatur
manusia.Sehingga manusia dan kebudayaan meruoakan satu kesatuan.
Contoh hubungan manusi dan kebudayaan :
- Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh:
Adat-istiadat melamar suku batak dan suku padang. Menurut suku batak
pihak yang melamar adalah laki-laki sedangkan menurut suku padang,
pihak perempuan yang melamar.
- Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya:
kepribadian seorang pilot berbeda dengan kepribadian seorang pegawai
dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan waktu
kebersamaan.
- Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda
Contoh: Perbedaan
anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di
desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan
diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih
mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai
- Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai
masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang
berbeda-beda di kalangan umatnya. Selain itu dilihat dari cara
merayakan hari besar, setiap agama mempunyai keniasaannya masing
-masing.
- Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas social
Di masyarakat
dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial
tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket,
pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang.
Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan
kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
J. Pengertian Dialektik
Dialektik (Dialektika) berasal dari kata dialog yang berarti komunikasi dua arah, istilah ini telah ada sejak masa yunani kuno ketika diintrodusir pemahaman bahwa segala sesuatu berubah.
3 tahap dalam proses dialektis menurut Peter L Berger :
- Tahap eksternalisasi, yaitu proses pencurahan diri manusia secara terus menerus kedalam dunia melalui aktifitas fisik dan mental
- Tahap obyektivasi, yaitu tahap aktifitas manusia menghasilkan realita obyektif, yang berada diluar diri manusia
- Tahap internalisasi, yaitu tahap dimana realitas obyektif hasil ciptaan manusia dicerap oleh manusia kembali.
sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/03/ikaps-manusia-dan-kebudayaan/
wikipedia.org
wikipedia.org
ILMU BUDAYA DASAR
IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat membcrikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
Istilah
IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic
Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’.
Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus
yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan
mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa mcnjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa
dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai,
yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu
The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang
lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya
Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik
dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi:
Pengetahuan Budaya).
Pengetahuan
Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup
keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun
dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti
seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu
Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas,
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat
didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik
secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun
dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya
(The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan
pengertian-pengertian yang berasa! dari berbagai bidang pengetahuan
budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain dapatlah dikatakan bahwa setelah mendapat matakuliah IBD ini, mahasiswa diharapkan memperlihatkan:
a.
Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan
diluar lingkungannya, menelaah apa yang dikcrjakan sendiri dan
mengapa.
b. Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
c.
Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya
sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan scbaliknya
mcnolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.
D. Tujuan Ilmu Budaya Dasar (IBD).
Sebagaimana
dikemukakan di atas, penyajian Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain
merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikem-bftngkan untuk
mengkaji msalah-masalah manusia dan kebudayaan, Dengan demikian jelas
bahwa matakuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar
dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. dalam
pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai
salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap
nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam
sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Dan
bahwa dalam masyarakat yang berkabung semakin Cepat dan rumit ini,
mahasiswa harus mcngalami pergeseran nilai-nilai yang , mungkin sekali
dapat membuatnya masa bodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak
selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga,
mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara
memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apa saja yang terjadi atas
dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu
dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya
sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara
tidak langsung Budaya Dasar akan membantu mereka untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut.
Berpijak
dari hal di atas, tujuan matakuliah Ilmu Budaya Dasar adalah untuk
mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan
dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai
lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bidag
menjangkau tujuan tersebut di atas, diharapkan Ilmu Budaya Dasar dapat:
a.Mengusahakan
penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga
mereka akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
terutama untuk kepentingan profesi mereka.
b.Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk dapat memperluas pandangan mereka
tcntang masalah kemanusiaan dan budaya, serta mengembangkan daya kritis
mercka tcrhadap persoalan-persoalan yang mcnyangkut kedua hal tcrscbut.
c.Mcngusahakan
agar mahasiswa sebagai caion pcmimpin bangsa dan ncgara, serta ahli
dalatn bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat
kedaerahan dan pengkotaan disiplin yang ketat. Usaha ini tcrjadi karcna
ruang lingkup pendidikan kita amat dan condong mem-buat manusia
spcsialis yang berpandangan kurang luas. Matakuliah ini berusaha
menambah kcmampuan mahasiswa untuk menanggapi nilai-nilai dan masalah
dalam masyarakat lingkungan mereka khususnya dan masalah seria
nilai-nilai umumnya tanpa terlalu terikat oleh disiplin mereka.
d.Mcngusahakan
wahana komunikasi para akademisi, agar mercka lebih mampu bcrdialog
satu sama lain. Dengan mcmiliki satu bekal yang sama, para akademisi
diharapkan dapat lebih lancar berkomunikasi. Kalau cara berkomunikasi
ini selanjutnya akan lebih memperlancar pclaksanaan pembangunan dalam
bcrbagai bidang keahlian. Mcskipun spcsialisasi sangat penting,
spcsialisasi yang terlalu sempit akan membuat dunia scorang
mahasiswa/sarjana menjadi tcrlalu sempit. Masyarakat yang pcrcaya pada
pentingnya modcrnisasi tidak akan dapat memanfaat-kan sccara penuh
sarjana-sarjana demikian, scbab proses modcrnisasi mcmerlukan orang yang
bcrpandangan luas.
Secara
umum tujuan IBD adalah Pembentukan dan pengembangan keperibadian serta
perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai
berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya
gejala-gejala berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya
tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya
dapat diperluas. Jika diperinci, maka tujuan pengajaran llmu Budaya
Dasar itu adalah:
1.Lebih
peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, scrta lebih
bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
2.Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
3.Menyadarkan
mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat
menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
4.Mengembangkan daya kritis tcrhadap pcrsoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
5.Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan Indonesia.
6.Menimbulkan minat untuk mendalaminya.
7.Mcndukung dan mcngcmbangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
8.Tidak terjerumus kepada sifat kedaarahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
9.Menambahkan
kemampuan mahasiswa untuk mcnanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam
masyarakat Indonesia dan dunia tanpa terpikat oleh disiplin mereka.
10.Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusiaan dan kebudayaan.
11.Terjalin interaksi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan komunikatif.
12.Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan budaya.
13.Memperlancar pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai cendekiawan.
14.Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
15.Agar mampu memenuhi tuntutan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma pendidikan.
Dari
kerangka tujuan yang telah dikemukakan tersebut diatas, dua masalah
pokok biasa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup kajian matakuliah Ilmu Budaya Dasar (IBD). Kedua masalah pokok
tersebut ialah :
a.Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya mcrupakan ungkapan masalah kemanusiaan
dan budaya yang dapal didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya
(The Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di
dalam pengetahuan budaya, maupun sccara gabungan (anlar bidang)
bcrbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
b.Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman.
Proses budaya sebagai kemapanan Emosional
Dari
Basic Cultural , akan dapat diketahui kemapanan emosi dan sosialnya.
Dan ini akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung dengan
adat kebiasaan hidupnya sehari-hari dalam interaksinya (pergaulan)
dengan manusia lain, pengaruh lain yang ditimbulkan secara individu
adalah ketrampilan yang diperoleh dari interaksi yang terjadi
terus-menerus tersebut, sehingga bisa melekat pada diri individu itu
selama-lamanya. Seperti bunyi pepatah “ Lain lading lain belalang-lain
lubuk lain pula Ikannya “ artinya disuatu tempat akan beda cara dan
kebiasaanya sehari-hari dengan tempat lain.
Bidang ilmu yang dibawanya kelak juga akan dipengaruhi oleh budaya dan adapt istiadat yang sudah melekat dalam dirinya.
Maka
seringkali kita saksikan, sebuah perilaku sosial yang menyimpang dari
adat kebiasaan yang lazim, Dan itu terjadi 1 orang dari 10 orang yang
lain yang memiliki sikap yang berbeda. Namun kita tidak bisa
menjustifikasi atau menghakimi tindakan dia salah, karena fenomena yang
terjadi pada diri seseorang berasal dari kejadian yang ditimbulkan
sebelumnya.Sikap-sikap tersebut adalah :
1.Angkuh
2.Sombong
3.Mau menang Sendiri
4.Egois
5.Sektarian
6.Acuh tak acuh
Sikap-sikap
tersebut akan terbawa pada saat mereka memiliki kepandaian atau
pengetahuan, sehingga akan menjadi lain manakala ilmu tersebut
digunakan pada hal-hal yang buruk.
Ada
sementara orang yang mengatakan bahwa sikap yang berbeda akan membawa
dampak kemajuan dalam hidupnya, tetapi dilain pihak ada yang mengatakan
sebaliknya, yaitu membawa kehancuran dalam dirinya. Yang terbaik
adalah keselarasan yaitu membentuk sikap yang selaras dan sesuai dengan
norma-norma yang ada di masyarakat. Dari perpaduan orang yang memiliki
pribadi yang baik dan ilmu yang dimiliki, akan berguna bagi umat
manusia.
Berkesenian
dapat membentuk sikap dan pribadi yang baik, hal ini dapat dilakukan
apabila seseorang memahami proses sebuah penciptaan karya seni, dimana
dari awalnya ada proses : “ CIPTA – RASA – KARSA “
1.CIPTA
: Adalah sebuah proses perenungan yang dilakukan dengan kontemplasi,
yang dalam hal ini didasarkan dari kedalaman ilmu seseorang dari olah
batin, pengetahuan, wawasan serta ketajaman intuisi seseorang hingga
tercipta sebuah karya seni.
2.RASA
: Setelah proses pertama selesai, maka selanjutnya dari hasil
penciptaan hingga menghasilkan karya seni tersebut sebelum di edarkan
atau diinformasikan pada orang lain, dirasakan terlebih dahulu oleh
sang pembuatnya. Dari proses ini terjadi perpaduan antara pikiran dan
perasaan sehingga terjadi dialog yang kemudian bisa memutuskan layak dan
tidaknya karya ini ditampilkan.
3.KARSA
: setelah selesai dalam proses pengkombinasian tersebut, maka kemudian
dilakukan proses tahapan terakhir yaitu mengkarsakan atau
memvisualisasikan dalam bentuk gerakan, lukisan, tulisan atau bentuk
lain yang diinginkan.
Proses
– proses tahapan tersebut terjadi begitu cepat, tergantung dari
kemampuan seseorang dalam memadukan segala potensi yang dimilikinya.
sumber : http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/modul-ibd/
sumber : http://bayu96ekonomos.wordpress.com/modul-sim/modul-ibd/
Langganan:
Postingan (Atom)